Rabu, 03 Maret 2010

TEKNOLOGI DAN ILMU EKONOMI


Ilmu Pengetahuan teknologi dan kemiskinan merupakan bagian – bagian yang tidak dapat dibebaskan dan dipisahkan dari suatu system yang berinteraksi, interelasi dan ramifikasi atau percabangannya, apabila menghadapi masalah yang komleks ini mencampuradukan unsur-unsur sintesisnya.

Ilmu pengetahuan itu sendiri mencakup ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan social serta kemanusiaan. Dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan perlu diperhatikan hambatan sosialnya. konteksnya dengan teknologi dan kemungkinan untuk mewujudkan suatu perpaduan dan pertimbangan moral dan ilmiah. Sebab manusia tidak selalu sadar akan hal ini dan manusia yang paling sederhanapun hanya menerima informasi mengenai kemungkinan yang dihasilkan oleh penelitian.

Ilmu pengetahuan sekarang menghadapi kenyataan kemiskinan yang pada hakikatnya tidak dapat melepaskan dirinya dari kaitannya dengan ilmu ekonomi karena kemiskinan merupakan persoalan ekonomi yang paling elementer di mana kekurangan dapat menjurus pada kematian, tapi di lain pihak ekonomi sekarang berada pada puncak kegemilangan intelektual dan banyak menggunakan penelitian matematis dan usaha pembuatan model matematis yang merupakan usaha yang maju atau makmur.

Teknologi yang berkembang dengan pesat, meliputi salah satu bidang seperti bidang kehidupan manusia. Zaman sekarang nampak sulit memisahkan kehidupan manusia dengan teknologi, bahkan sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok manusia. Awal teknologi yang sebelumnya merupakan bagian dari ilmu atau bergantung dari ilmu.

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu system yang berinteraksinya dengan system-sistem dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.

Kemiskinan lazimnya diukur sebagai kurangnya pendapatan untuk memenui kebutuhan hihup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti : sandang, pangan dan papan.

Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Persepsi kebutuhan pokok yang diperlukan di pengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat-istiadat dan system nilai yang dimiliki. Dalam hal ini posisi manusia dalam lingkungan social, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitar.

Kesemua dapat di simpulkan dalam barang dan jasa dalam nilai uang sebagai patokan bagi penempatan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minimal.

Atas tolak ukur mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

  1. Tidak memiliki factor produksi sendiri seperti tanah, modal dan keterampilan.

  2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha.

  3. Tingkat pedidikan mereka rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar karena harus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan.

  4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas.

  5. Banyak yang hidup di kota berusia muda dan tidak mempunyai keterampilan.

Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan yang mempunyai struktur yang telah menjadi turun – meurun melalui jalur keluarga. Kemiskinan itu disebabkan oleh proses perubahan social secara cepat. Karena kemiskinan di antaranya disebabkan oleh stuktur ekonomi maka terlebih dahulu perlu memahami inti pokok dari suatu struktur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar